Senin, 11 Juni 2012

Kampus ku Mati Suri

Musibah, apakah ini cukup layak disebut sebagai musibah? Kembali kepada anda semua yang menilai. Tulisan ini hanya sebuah suara hati mahasiswa yang mencoba menunjukkan “kepeduliannya” yang sayang kalau tidak dibagi (setidaknya begitu). Aku hanya ingin berbagi kepada kalian tentang apa yang telah di alami sebagai mahasiswa dan juga rakyat negeri ini.
Tulisan kali ini mengenai padamnya listrik di seputaran lokasi kampus ku (Darussalam), dan beberapa daerah disekitarnya. Pada tanggal 5 juni 2012 kemarin, listrik di kawasan tersebut mati total, asumsi awal ini hanya sebuah pemadaman yang sifatnya bergilir. Namun ketika esoknya aku kembali lagi kempus, ternyata listrik masih padam dan aku menemukan fakta bahwa penyebabnya adalah adanya kabel (sebesar lengan orang dewasa) yang putus. Otomatis ini sangat menggangu bagi mahasiswa ataupun penduduk yang hidup di kawasan-kawasan yang terkena dampak “putus-memutus” itu.
Aku kali ini membawa pandangan seorang mahasiswa yang bisa dikatakan turut menjadi “korban” dalam peristiwa kemarin. Ada beberapa kuliah yang harus dibatalkan dan ada juga beberapa kegiatan lain yang terpaksa harus dilanjutkan meskipun dengan suhu “diatas normal”. Ya, jadilah kipas-mengipas menjadi salah satu kegiatan penting di samping mendengarkan materi. Untuk kuliah, memang saat itu dibutuhkan proyektor yang akan menampilkan bahan presentasi kuliah. Seperti yang kalian ketahui bahwa sebuah proyektor haruslah mempunyai listrik sebagai “doping-nya” untuk bisa bekerja, atau saat ini sudah ada proyektor yang bisa hidup tanpa listrik, tolong beri tahu aku.
Yang aku sangat sayangkan juga, kenapa energi listrik dari pemerintah menjadi satu-satunya sumber energi yang bisa menopang kegiatan-kegiatan kampus yang aku rasa merupakan kegiatan yang penting. Mungkin setidaknya aktivitas perkuliahan kampus yang memang banyak membutuhkan listrik juga menjadi prioritas untuk di dahulukan, dibanding dengan hal lain. Aku juga tidak begitu mengerti dengan sistem distribusi yang ada di PLN, kenapa kabel “sebesar tangan” itu lama sekali diganti, sekedar informasi pemadaman listrik di daerah ini berlangsung dari Senin malam (4 Juni 2012) sampai Kamis sore (7 Juni 2012). Aku rasa sebuah masalah serius bahwa aktivitas kampus menjadi sangat terganggu dengan masalah listrik padam ini.
Di Indonesia memang banyak energi yang bisa menjadi energi alternatif dalam hal memasok listrik ke daerah-daerah. Aku sempat menonton sebuah acara di TVRI, yang membahas tentang energi di Indonesia, kita mempunyai stigma bahwa Indoensia menjadi negara yang kaya akan energi, namun ternyata jumlahnya masih kalah dengan negara-negara lain. Misalnya saja Minyak, kuota kita masih sedikit bila dibandingkan dengan Kuwait atau Irak, atau juga Panas bumi yang masih kalah dengan Belanda. Kita bisa disebut “kaya” bila melihat dari keberagaman energi yang kita punya dan itu menjadi suatu hal yang patut kita syukuri, bentuk syukurnya dengan menggunakan energi secara hemat dan mulai melihat alam yang semakin “miskin” akibat aktivitas kita. Semoga kita semua segera berbenah… dunia sudah tua.
Pojan Nur. (100612)

1 komentar:

  1. Bahkan di negeri aku tinggal sekarang acara "putus-memutus" tersebut lebih menakjubkan lagi !

    BalasHapus