Kamis, 13 September 2012

Penghargaan yang hilang harga

Sudah lama sekali ide ini ingin aku ubah menjadi sebuah tulisan, entah kenapa mood menulisku sangat menurun belakangan ini dan membuat banyak inspirasi terbuang begitu saja. Semoga ini bukan pengaruh “tontonan itu”… ah, aku yang belum dewasa mungkin #SahabatAkuNgertiKaliPastiNi :p

Inspirasi ini datang karena aku melihat banyaknya acara-cara penghargaan yang dibuat di televisi. Ada satu televisi lokal yang bahkan dalam satu bulan bisa menghasilkan acara “award” beberapa kali. Memang tema yang di angkat berbeda-beda, tapi aku tidak begitu bisa menelaah urgensinya dari beberapa acara itu. Bukan berarti aku tidak setuju dengan semua acara-acara seperti itu, ada juga beberapa acara award yang aku cukup maklum akan “kenapa award itu harus ada” dan kepada siapa itu diberikan.

Aku memang sudah termasuk jarang dalam menyimak “tingkah-polah” persaingan televisi lokal, yang aku rasa sudah “mati rasa”. Banyak program yang aku nilai begitu mengikuti satu sama lain, terlalu kreatif atau tidak krea… #ampun. Semuanya demi rating dan untuk rating, ya.. ujung-ujungnya kita memang akan berbicara mengenai profit. Namanya juga bisnis.

Dari pengamatan aku selama ini #serius, aku menemukan dua televisi yang sangat banyak menyelenggarakan acara “award2an”, aku tak yakin untuk menyebutnya tapi kalau tidak tulisan ini tidak akan objektif… televisi itu adalah RCTI dan SCTV. Aku sangat mengerti mengenai persaingan antara dua televisi besar di Indonesia ini, yang memang hanya terpisah jarak 1 tahun. Persaingan keduanya sangat terlihat, apalagi dengan acara musiknya. Untuk musik, SCTV yang pertama menghasilkan INBOX yang memang aku sangat suka format awal acara ini, tapi tidak untuk format yang sekarang... #maap. Bila SCTV punya INBOX, pesaingnya tentu saja harus “angkat senjata”, dan RCTI juga menghadirkan DAHSYAT. Walaupun acara ini dinilai kurang sukses pada awalnya, tapi setelah trio ROL (Raffi Olga Luna) masuk untuk mengisi posisi Presenter, acara ini langsung mendapat tempat di hati masyarakat, termasuk di hatiku… (itu dulu!). Banyak hal lain lagi yang aku bisa share tentang persaingan program-program di televisi Indonesia, tapi tulisan kali ini bukan membuka masalah yang itu. Semoga tulisan tentang “Persaingan TV Lokal” segera bisa ku hadirkan ya #CariPerhatian

Kembali mengenai acara Award yang bejibun. Bisa aku sebutkan beberapa acara award yang dihasilkan “TV-TV kita”. RCTI Panasonic Award, AMI Award, IMA, Dahsyat Award, FFI (sempat pula di SCTV), Seputar Indonesia Award (segitu aja yang aku tahu). SCTV SCTV Award, SCTV Music Award, Inbox Award, FTV Award, Infotaiment Award, Liputan 6 Award (sama. segitu aja yang aku tahu) dan beberapa TV lain yang aku rasa tidak sebanyak 2 TV ini. Beberapa dari acara award itu memang sudah menjadi acara “legenda award” karena memang sudah diselenggarakan sejak lama, namun ada juga yang memang baru tahun ini (2012). Ya, seperti umumnya acara award, semua acara itu sifatnya tahunan.

Acara seperti Panasonic Award, AMI Award, FFI, SCTV Award dan SCTV Music Award memang sudah menjadi tolak ukur keberhasilan dari kiprah para tokoh dan selebritas. Namun aku kecewa (sepertinya kamu setuju) dengan Panasonic Award, banyak tanda tanya tentang “mengapa RCTI begitu banyak menang di acara ini?” mungkin jawabannya sudah jelas, acara ini mengandalkan sms pemirsa untuk menentukan pemenangnya jadi siapa yang kuat promosi itulah pemenangnya. Yang aku kecewakan dari sistem penentuan pemenangnya, mengapa harus melalui sms atau apalah sejenisnya, tidak bisakah dibentuk tim dewan juri yang menilai program-program televisi yang di nominasikan. Semoga acara ini ada perubahan, entah kenapa aku sangat berharap Trans TV yang nantinya akan menyiarkan Panasonic Award. #semoga

Hal lain mengenai ini yaitu acara di SCTV “Infotaiment Award”. Aku sungguh bingung, judulnya infotaiment award tapi yang dinilai hanya acara infotaiment yang tayang di SCTV, kalau memang tidak bisa memasukkan acara infotaiment dari TV lain sebaiknya acara ini dipikirkan ulang untuk diselenggarakan. Karena jujur saja ya, infotaiment itu yang “megang-nya” yaitu Intens (RCTI), Insert (Trans TV) karena mungkin tayang di jam yang tepat sewaktu ibu-ibu selesai masak (jam 11)… jadi target penontonnya tercapai. Capek masak, nonton infotaiment. Perfect Day!

Hal yang sama juga terjadi pada FTV Award, acara penghargaan khusus untuk FTV-FTV di SCTV. Kalau cuma untuk saing-saingan jangan gini juga… kasian artisnya.

Format acara award juga aku rasa cukup unik, dimana program televisi itu membuat suatu award tersendiri. Seperti Dahsyat, Inbox, Insert, Seputar Indonesia, & Liputan 6. Mungkin tujuannya baik, tapi kalau kebanyakan award, bingung juga mana yang sebenar-benarnya “penghargaan”. Bayangkan mungkin nanti akan ada “Buser Award” yang kasih award untuk maling dan perampok terbaik atau “Tukul Award” yang khusus untuk artis yang senang digoda sama Tukul Arwana di Bukan Empat Mata. #becanda

Dari sekian review di atas, aku cukup kecewa dengan SCTV. Karena acara awardnya kadang tidak begitu jelas untuk “apa”. Mungkin bermaksud untuk tidak terkalahkan dengan pesaingnya RCTI, atau memang untuk apresiasi bagi artis dan tokoh yang luput dari lensa kamera infotaiment #loh?. Tapi yang aku takutkan dari banyak acara penghargaan yang diselenggarakan akan membuat penghargaan itu menjadi tidak berharga lagi karena kategori nominasi yang tidak begitu jelas (tidak penting). Award yang ada bukan hanya kebanggan bagi si penerimanya tapi juga sebagai suatu moment penilaian publik tentang “sepak terjang” si penerima itu, karena award diberikan memang sebagai sebuah apresiasi atas apa yang telah dilakukan dan juga menjadi tanggung jawab untuk melakukan yang lebih baik.

Aku memberi apresiasi tinggi atas apa yang telah dilakukan banyak televisi dengan acara-acara awardnya. Aku yakin, ada maksud baik di antara sekian banyak tujuan yang ada. Semoga semakin kreatif dan harus Inovatif… 

Tulisan ku ini murni penilaian pribadi, jadi apabila banyak yang tidak setuju itu sangat dimaklumi. Tulisan ini hanya sebagai bentuk perhatian ku tentang kondisi negeri-ku. Terima kasih untuk tidak melakukan tindakan provokasi. Mohon maaf bila ada yang menyinggung ya… #Senyum5jari

Pojan Muhammad (130912)

Inspirasi

Banyak hal yang ingin sekali ku bagi

Beberapa kali aku sudah membuang inspirasi hanya karena aku malas menulis. Aku pun mulai me-ne-la-ah kenapa aku malas menulis dan untuk apa aku menulis. Aku sangat bersemangat menulis bila ada yang merespon tulisan-tulisan ku baik itu positif ataupun negatif. Tujuan aku menulis sebenarnya hanya untuk membagi hasil pemikiran aku tentang berbagai hal, yang mungkin sulit aku bicarakan.

Tanggal 2 Sepetember 2012 kemarin, aku mengikuti kuliah umum bersama Dahlan Iskan, seorang Menteri BUMN dari republikku, Indonesia. Sungguh banyak hal yang bisa aku ambil ketika mendengar paparan materi yang tidak terkesan menguliahi, terkesan seperti bapak dan anak lah begitu. Terkadang aku langsung berkaca pada diriku tentang apa yang sudah kuhabiskan dengan waktu ku, aku rasa pak Dahlan sangat mengena pas di hatiku (judul lagu #abaikan). Tapi yang aku sedikit kecewa: pak Dahlan, mengapa baju nya itu-itu terus… kemeja putih, celana hitam, sepatu sport warna Kpop (warna-warni).

Aku sedikit berbagi mengenai inti kuliah dari pak Dahlan. Diantaranya tentang tahun 2030 yang ia prediksi Indonesia akan menjadi negara maju seperti Amerika, melihat dari apa yang Indonesia punya, dan pak Dahlan optimis akan itu (saya juga pak, yey!). Pak Dahlan seperti mempersiapkan kami para mahasiswa untuk mengisi kemajuan itu, karena bila dihitung-hitung, usia kami lah yang saat itu akan mengisi kemajuan negara ini, sesuai prediksi pak Dahlan. Tentu kalau panjang umur…

Hal lain lagi yaitu mengenai pengusaha. Ini sangat sesuai dengan tagline hidup aku bahwa kita semua harus menjadi pengusaha agar ekonomi dapat tumbuh dan bila ekonomi tumbuh, pengangguran akan berkurang (#ehm, saya anak ekonomi lho). Pak Dahlan sangat menyarankan kita untuk menjadi pengusaha, sesuai dengan alasan di atas, tapi juga jangan lupa mengabdi dengan masyarakat.

Mungkin segitu saja yang bisa aku bagi…
Aku akan kembali mencari inspirasi lain untuk tulisan-tulisan ku lainnya…
Aku akan lebih bekerja keras…
Fighting!!!

#EndingYangCanggung

Pojan Muhammad (020912)

Era Global, Pemanasan Global

Saat Ramadhan seperti ini memang cocok untuk ajang silahturahmi kembali ke masa-masa lalu seperti kenangan sekolah dulu, termasuk bertemu dengan teman-teman lama yang memang punya ceritanya masing-masing. Entah kenapa menurut aku itu indah sekali…

Ramadhan kali ini juga di hiasi dengan kenangan akan cuacanya sangat menguji ketabahan dan kesabaran kita dalam berpuasa, tingkat panas yang luar biasa dan aku tersadar bahwa panas seperti ini lain dari yang biasanya. Panas nya pun tidak di imbangi dengan angin, hadirlah suasana kering dan lembab mengisi hari-hari selama berpuasa. Namun Alhamdulillah, hari aku menulis ini (150812) hujan pun turun walaupun memang hanya sebentar dan itu saat akan berpuka puasa. Walaupun siangnya juga sangat panas, namun sudah agak “tenang” dengan adanya hujan yang mampir sebentar.

Mengenai hal ini, aku teringat suatu masa pada saat aku SMA ataupun sesaat pada SMP, aku sempat sangat tertarik untuk membahas tentang Pemanasan Global. Pada saat SMA terutama, aku pernah berdiskusi di kelas tentang permasalahan ini ataupun melalui sumber-sumber lain. Kelas ku (I-2, II-ia1, III-ia1) memang sangat “hot” bila yang namanya berdiskusi (DEBAT)… aku tidak ingin menyebutkan nama kawan-kawan (bisa berubah menjadi musuh setelah diskusi selesai) yang cukup kuat untuk dijadikan lawan berdebat. Tapi itu cukup menarik untuk dikenang, terima kasih untuk kenangan itu kawan-kawan! 

Kembali lagi kepada Pemanasan Global, aku menjadi tersadar bahwa pada tahun-tahun aku bersekolah dulu (sekitar 2006) aku masih belum terbayangkan bagaimana efek Pemanasan Global yang banyak disebutkan itu menjadi kenyataan; es kutub yang mencair dan menyebabkan debit air laut naik atau tingkat panas yang membahayakan kulit bila terkenanya. TAPI sekarang (2012) aku sudah bisa merasakannya, dimana panas yang luar biasa tapi tiba-tiba saja ada awan hitam yang datang dan menumpahkan hujan yang hanya sebentar saja. Ini juga membuat musim kita menjadi tidak jelas. Sangat sulit menjadi petani bila begini…

Prihatin mungkin sudah terlambat bila tidak di imbangi dengan perubahan nyata dari pola hidup. Aku rasa kita sudah terlambat, Pemanasan Global global memang sudah dalam tahap “pendewasaan”, seperti Gunung Anak Krakatau (ini juga suatu yang harus di waspadai ke depannya nanti). Kita sudah hidup di era bumi sudah cukup “tua” untuk menopang nafsu –nafsu kita terhadap segala apa yang ia punya. Menjadi sangat minoritas, apabila kita berbicara tentang lingkungan di tengah kemajuan ekonomi… Tapi, tidak ada mayoritas bila tidak ada minoritas.

Aku hanya menghimbau untuk lebih siap dalam membentengi diri, yang aku maksud adalah keimanan kita. Bumi yang sudah “lelah” begini dapat menjadi suatu momentum untuk kita kembali bersyukur atas apa Yang Diberi ALLAH kepada kita. Biarlah sisa-sisa bumi ini kita jaga dan selalu sadar bahwa setiap langkah dan gerak kita selalu ada Yang Maha Melihat.

Kembalilah ke fitrah kita, kita tidak bisa menandingi Kuasa ALLAH SWT…

Fauzan Nur (16 Agustus 2012 / 27 Ramadhan 1433 H)