Jumat, 26 Agustus 2011

Dari saya untuk Pak Nazaruddin

Baiklah! Karena aku menulis ini pada saat aku sedang berpuasa, sudah pasti aku tidak bisa bohong. JUJUR saya sudah bosan dan cenderung muak dengan segala yang berbau sdr. Nazaruddin. Kenapa? Tanya hati anda sendiri…

Memang benar kata seorang ustadz yang waktu itu lagi ceramah untuk menjelang berbuka puasa di ercete-i, Indonesia ini banyak dilanda krisis, selain sudah pasti keadaan masyarakat yang belum lepas dari kemiskinan dan tingkat kesejahteraan yang buruk, Indonesia juga sedang mengalami krisis kejujuran. Saya rasa itu benar, masyarakat disuguhkan oleh bermacam-macam pola pikir media yang seakan juga penegak hukum di negara ini. Kita harus ingat! Suara media adalah suara rakyat, tapi suara rakyat BUKAN suara Tuhan.

Mari masyarakat Indonesia yang cerdas… kita harus menetapkan satu pola pikir mandiri dengan menetapkan pandangan tersendiri dalam melihat sebuah masalah, begitu juga memasukkan keyakinan kita terhadap Tuhan di atas segalanya yang berbau hukum duniawi, jadi segala permasalahan kita nomor satukan untuk merujuk ke Al-Qur’an dan Al-Hadist, dengan demikian insyaALLAH masalah itu dapat menemui jalan keluarnya. Indonesia yang mayoritas muslimnya tertinggi di dunia, seharusnya mampu ataupun sedikit menerapkan hukum Al-Quran dan Al-Hadist untuk menyelesaikan masalah-masalah di Indonesia, ya walaupun saya yakin, ini akan bentrok dengan hukum Pancasila. (mohon maap lah…)

Di bulan yang penuh rahmat seperti Ramadhan ini, Indonesia juga tidak luput oleh Rahmat Allah SWT. termasuk Allah Memulangkan Nazaruddin kembali ke tanah air Indonesia. Seharusnya dengan kepulangan yang penuh drama kemarin itu, Indonesia memiliki sedikit “cela” untuk mengetahui siapa sebenarnya yang berdusta di dalam negeri ini. Tapi sayang bukan kepalang, ternyata banyak oknum yang membuat air kembali keruh, termasuk si Nazaruddin itu sendiri.

Saya sangat “panas” ketika beberapa hari ini, media memberitakan mengenai Nazaruddin yang minta dipindahkan dari Rutan Mako Brimob. WHAAAAT??!!! Who’re you??? Okelah, misalnya dia anggota DPR, tapi kembali ke situasi sekarang, dia itu sudah di tetapkan Tersangka oleh KPK, dan itu sudah sangat membuktikan bahwa dia memang bersalah di beberapa kasus. Dan kemarin juga di jumpa pers setelah kepulangan Nazar, KPK juga membuka satu hal bahwa total kerugian negara atas kasus yang dituduhkan kepada Nazar adalah sekitar 6 Triliun. Bayangkan!!! ENAM TRILIUN… (beli pulau, cukup ga tu?)

Alasan pak Nazar untuk di pindahkan, adalah karena dia merasa tertekan dan di intimidasi di dalam situ, dan yang paling anehnya dia pake acara “ngambek” waktu diperiksa KPK, katanya (melalui kuasa hukumnya) Nazar tidak akan “bernyanyi” sebelum dia dipindahkan… persis kayak anak-anak yang ga mau puasa kalau ga dikasih duit. Mengenai intimidasi dan merasa tertekan, memanglah narapidana dan orang yang sudah merugikan negara harus dibuat tertekan, kalau mau nyaman pindahkan saja sel Nazaruddin ke studio Dahsyat, lumayan kan buat bahan lucu-lucuan Olga.

Sedih melihat bangsa Indonesia sekarang, semakin sulit melihat kebenaran. Aku juga merasa aneh dengan televisi yang dimiliki oleh politisi, sudah tidak “lurus” lagi rasanya… walaupun aku yakin TV-TV itu juga memiliki sikap yang kritis dalam permasalahan bangsa, dan tidak sedikit karena pengaruh mereka, banyak menyelamatkan negara. Tentunya dengan bantuan media, semua menjadi semakin terang benderang, jadi tak heran kalau Nazaruddin menggunakan media untuk menyerang balik “X-kawan” nya. Dengan nyanyian Nazar juga, kita sedikit tersadarkan bahwa siapa yang sedang memakai topeng. Sungguh buruk wajah Indonesia bila dilihat dari segi penegakan hukum. Semoga sepakbola dan budaya bisa kembali menegakkan Indonesia di posisi awalnya sebagai negara yang “sesuatu” di dunia ini…

Jujur, saya menulis ini juga ada sedikit perasaan takut bahwa rezim Soeharto akan kembali muncul, bahwa siapa yang mengkritik penguasa siap-siap berpisah dari keluarga… tapi saya yakin, bila pun orang-orang yang mengkritik itu mengalami hal semacam itu, ia akan dikenang sebagai sosok yang terhormat karena telah berkata jujur sesuai dengan isi hatinya.


Untuk pak Nazaruddin…
“pak, saya memang masih anak kemarin sore yang belum lagi melihat dunia ini walaupun setitik saja. Tapi saya dan teman-teman seusia saya adalah penerus bangsa ini, dan saya juga berharap pak, bahwa generasi saya berbeda dari generasi bapak, bahwa generasi saya adalah generasi yang jujur, yang memimpin bangsa ini dengan satu alasan… bahwa pengabdian yang dilakukan hanya untuk rakyat. Karena apapun yang akan kita lakukan akan kita pertanggungjawabkan di tempat yang kita semua belum tahu kapan dan seperti apa keadaan kita dalam menghadapi kondisi itu. Jadi tolong tegakkan kejujuran di hati bapak, sadarlah apabila bapak berkata yang sejujur-jujurnya, bapak akan dikenang sebagai sosok terhormat dan keluarga bapak, yang sangat bapak cemaskan itu, akan semakin bangga atas bapak. Bila ada yang bertemu anak bapak di mall, pasti orang akan berkata ‘eh, eh, lihat itu kan anak si nazaruddin yang hebat itu’. Selamat idul fitri pak nazar…
Salam damai dari saya yang cemburu atas ketenaran bapak…
Muhammad Fauzan Nur… (@faujan_nur)”