Minggu, 30 Januari 2011

DahSyat nya InboX

Membingungkan memang dua acara ini, sama-sama bergerak di bidang musik tapi saling menyikut satu sama lain, persaingan yang sempurna memang… Tapi belakangan ini ada yang sangat nyata dari dua acara yang tayang setiap pagi ini… DahSyat & InboX .
Mari kita buka sejenak sejarah masa lalu tentang acara music di Indonesia>>> MTV tetap menjadi sosok segar bagi perkembangan musik di Indonesia, bisa di bilang hanya MTV program atau bahkan stasiun TV yang hanya menyajikan acara musik untuk rakyat bangsa ini. Tapi pada sekitar tahun 2006 (maaf kalau salah) SCTV membuat satu program khusus musik, InboX. Pada saat itu SCTV memang telah mempunyai Hip-hip Hura dan By Request, tapi berbeda dengan dua acara musik itu, Inbox juga menghadirkan video klip. Dan juga pada saat itu aku masih ingat sekali InboX dibawakan oleh “aji-nya” music_Andhara Early. Jadi, mulai saat itulah para pesaing InboX mulai bermunculan dari stasiun-stasiun TV lainnya, termasuk DahSyat. Ya, mungkin kita semua tidak mendapatkan pernyataan khusus tentang acara-acara musik baru itu bahwa mereka mengikuti kesuksesan Inbox. Tapi itulah persaingan, semuanya tidak ada yang salah (prinsip ekonomi).

Yang membuat aku menulis ini adalah belakangan ini InboX semakin nyata untuk “menyontek” DahSyat, mungkin agar lebih jelasnya akan aku jabarkan :
1) Salam pembuka InboX saat ini : “salam sayang dari aku untuk kamu untuk seluruh keluarga Indonesia”, sedangkan DahSyat yang telah lama memakai tagline untuk salam pembukanya : “salam hangat terdahsyat untuk seluruh keluarga Indonesia”
2) Inbox baru-baru ini, menamakan pemirsa setianya dengan “Best Friend Forever (BFF InboX)” , sedangkan DahSyat telah lama menamakan pemirsa setianya dengan “Sahabat DahSyat”. “Best Friend Forever” in Indonesian its mean : Sahabat.
3) Di InboX sekarang telah ada segment “bongkar mobil” yaitu para host InboX ‘menggeledah’ isi mobil para bintang tamu yang hadir di InboX, hal semacam ini sebelumnya telah lama ada di DahSyat.
4) Mungkin hal ini tidak begitu tepat, tapi aku rasa Ivan Gunawan di kontrak di InboX karena melihat Olga Syahputra yang telah sukses membawa DahSyat lebih menarik. Ivan dan Olga… You know that.

Mungkin banyak lagi hal lain yang aku tidak ketahui, atau mungkin aku salah. Tapi, kalau boleh jujur aku menyukai acara InboX semenjak DahSyat ‘kehilangan’ Luna Maya, tampak jelas DahSyat seperti terkatung dalam ketidakpastian. Semenjak itu aku lebih suka InboX dengan warna nya sendiri yang konsisten tetap pada jalur musik yang professional. DahSyat, tidak usah ditanya lagi… tiada hari tanpa Gosip, tapi itulah menariknya DahSyat.
Yang jelas, di tulisanku ini aku tidak memihak kepada DahSyat ataupun InboX, aku hanya kecewa dengan InboX yang sudah berubah menjadi ‘follower tanpa inovasi’ kalau istilahnya di dalam ilmu pemasaran. Padahal InboX dulu adalah acara musik yang menarik karena menyajikan musik yang beragam dan tanpa pandang background musisi itu sendiri. Seharusnya InboX gagah saja dalam perjalanannya,karena InboX adalah acara musik pertama yang berskala nasional artinya bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia melalui layar SCTV yang mengudara secara nasional.
Tapi bukan berarti para host InboX dan DahSyat saling bermusuhan juga, lihat saja kedekatan antara Olga Syahputra dan Gading Martin, saat gading menjadi bintang tamu di acara Online. Atau agar lebih nyata, Luna Maya saat masih menjadi host DahSyat sering menjadi bintang tamu di InboX dan para host InboX saat itu sangat antusias menggoda Luna dan tampak sekali keakraban diantara mereka, dan juga kalau aku tidak salah mereka semua (Luna, Raffi, Gading, dll) masih satu pergaulan… jadi, yang berperang bukanlah para hostnya, tapi seluruh manusia yang ada di belakang layar : Produser, Floor Director, atau yang lebih jelas adalah Kreatif dari dua acara papan atas ini. Tapi siapa tahu? Mungkin saja kedua acara itu memang berteman, karena orang Programming dari SCTV dan RCTI adalah sama, yaitu Harciwi Hartanti (kalau saya tidak salah).
Pada saat ini, DahSyat telah berubah formasi dengan Jessica Jessi yang menggantikan Luna Maya, juga dengan studio dan setting barunya membuat DahSyat menjadi lebih menarik dan seakan timbul kembali, ini juga dapat dilihat dari kesuksesan DahSyat nya Award kemarin. Maka InboX harus bersikap sewajarnya dan tetap tenang menghadapi lawannya yang melakukan transformasi besar.
Tapi yang jelas, keduanya tidak boleh melupakan benang merah dari dua acara itu, yaitu Musik. Tugasnya adalah membuat musik Indonesia menjadi lebih dekat dengan penikmatnya dan tentunya tetap menyajikan musik-musik yang berkualitas. Bravo untuk DahSyat dan InboX!

270110_Pojan Muhammad.

Senin, 24 Januari 2011

'kami' VS 'mereka' yang cinta NKRI

Kata orang negeri ini makmur, kata orang juga negeri ini kaya, kata kami (yang belum jadi orang) negeri ini sebuah cinta. Kami cinta pada tanah ini, kami harumkan dengan apa yang kami bisa, “kami” adalah anak bangsa yang lahir dari rahim ibu pertiwi dan besar akibat kekayaan alami NKRI.

Mudah untuk melihat kekayaan dan kemakmuran negri ini, ya! Hanya sekedar melihat, BUKAN untuk dikelola. Itulah “mereka” dari negri ini bisa buat, menjual dengan tidak malunya tanah bangsa ini. Banyak tujuan yang tumbuh memang, namun kami tidak rela bila kami hanya duduk manis. “mereka” bukan “kami”. “kami” adalah anak bangsa yang cinta tanah NKRI dan “mereka” adalah anak bangsa yang cinta pula dengan NKRI, cinta dengan hartanya .

Negeri ini bukan hanya untuk kita ambil, namun negeri ini juga untuk kita beri. Bangsa ini adalah bangsa yang besar dan sepatutnya dapat berbicara besar kepada dunia. “mereka” sukses memberi citra negeri ini sebagai negeri yang aspal (asli tapi palsu). Tapi “kami” tetap menghargai “mereka”, apakah “mereka” menghargai “kami”??

Saya tidak menyebut nama “mereka”, karena negeri ini adalah negeri “ajaib”, bukan karena Deddy Cobuzier adalah seorang WNI, tapi karena mulut dan telinga ada dimana-mana, saya tidak berbicara mengenai uang karena uang akan selalu “cerewet” di negeri ini. Apakah “kami” harus bertindak? Mohon maaf… “kami” adalah orang bermoral dan terdidik, memang “mereka” juga terdidik, terdidik untuk tidak malu menyampah di bangsa ini. “kami” diam bukan untuk selamanya, “kami” menunggu tikus-tikus itu menggigit sesamanya…

Inilah bangsa ini sekarang, tidak tau siapa yang benar dan siapa yang salah. Jawaban atas pertanyaan “ada apa dengan Indonesia” adalah rasa malu. Malu untuk mengungkapkan bahwa kita telah gagal dalam memilih. Mungkin lagu dari Anang Hermansyah (Jangan Memilih) sedikit terlambat untuk mengungkapkan rasa malu atas kegagalan memilih dalam pemilu. Maaf, pesona Syahrini tidak berlaku disini.

Jangan menyesal, kawan… kita masih bisa bangkit, negeri ini bukan hanya “mereka” dan kita atau “kami” akan selalu menang bila kita terus bersama, Hanya ALLAH tempat kita mengadu atas kesalahan bangsa, karena ALLAH selalu Memberi Hikmah, kita harus terus belajar kawan… jangan terlena oleh harta negeri ini, itu bukan punya kita. Itu Punya ALLAH SWT Yang Maha Kaya. Kita berjuang untuk bangsa, bangsa yang kita cinta dan kita bangga.
I LOVE NKRI (0_0)

Fauzan (210110)

Kamis, 06 Januari 2011

Dilema "status FinaL"


Pusing memikirkan harus belajar di saat ujian final. Ingin sekali rasanya langsung melompat 2 minggu ke depan, itulah yang ku rasa di saat-saat menghadapi final, ketakutan… takut tidak bisa jawab soal2nya, takut IP turun lagi… kenapa masih ada orang yang menghujam orang yang lain dengan Indeks Prestasi yang sedikit sekali mencerminkan potensi pribadi seseorang…

Tidak tau harus protes kemana dalam hal ini, tapi aku yakin sebagian yang lain pasti menyadari hal ini bahwa prestasi dan potensi tidak selalu sejalan seirama dalam mendentingkan nada-nada indah kehidupan. Yang menjadi masalah adalah “kita” yang menjadi pokok tujuan permasalahan, kadang lupa bahwa hal ini penting untuk kita ketahui demi sosialisasi kita di masyarakat. Tidak menghakimi masa dengan hal-hal kecil karena IP atau nilai yang tidak bisa setinggi standar yang diminta, pemikiran yang sulit memang.

Tidak pantas menulis ini dan juga membaca ini di saat kalian sedang pusing dengan aktivitas yang mungkin kalian tidak mencintainya, sama denganku sekarang… semangat yang dulu sudah mulai redup karena energi baru bernama Teknologi. Dramatis…
Yang harus di ingat bahwa Pemenang sejati tak malu mengatakan dia GAGAL.

Pao Zan, 2nd 2011