Kamis, 13 September 2012

Penghargaan yang hilang harga

Sudah lama sekali ide ini ingin aku ubah menjadi sebuah tulisan, entah kenapa mood menulisku sangat menurun belakangan ini dan membuat banyak inspirasi terbuang begitu saja. Semoga ini bukan pengaruh “tontonan itu”… ah, aku yang belum dewasa mungkin #SahabatAkuNgertiKaliPastiNi :p

Inspirasi ini datang karena aku melihat banyaknya acara-cara penghargaan yang dibuat di televisi. Ada satu televisi lokal yang bahkan dalam satu bulan bisa menghasilkan acara “award” beberapa kali. Memang tema yang di angkat berbeda-beda, tapi aku tidak begitu bisa menelaah urgensinya dari beberapa acara itu. Bukan berarti aku tidak setuju dengan semua acara-acara seperti itu, ada juga beberapa acara award yang aku cukup maklum akan “kenapa award itu harus ada” dan kepada siapa itu diberikan.

Aku memang sudah termasuk jarang dalam menyimak “tingkah-polah” persaingan televisi lokal, yang aku rasa sudah “mati rasa”. Banyak program yang aku nilai begitu mengikuti satu sama lain, terlalu kreatif atau tidak krea… #ampun. Semuanya demi rating dan untuk rating, ya.. ujung-ujungnya kita memang akan berbicara mengenai profit. Namanya juga bisnis.

Dari pengamatan aku selama ini #serius, aku menemukan dua televisi yang sangat banyak menyelenggarakan acara “award2an”, aku tak yakin untuk menyebutnya tapi kalau tidak tulisan ini tidak akan objektif… televisi itu adalah RCTI dan SCTV. Aku sangat mengerti mengenai persaingan antara dua televisi besar di Indonesia ini, yang memang hanya terpisah jarak 1 tahun. Persaingan keduanya sangat terlihat, apalagi dengan acara musiknya. Untuk musik, SCTV yang pertama menghasilkan INBOX yang memang aku sangat suka format awal acara ini, tapi tidak untuk format yang sekarang... #maap. Bila SCTV punya INBOX, pesaingnya tentu saja harus “angkat senjata”, dan RCTI juga menghadirkan DAHSYAT. Walaupun acara ini dinilai kurang sukses pada awalnya, tapi setelah trio ROL (Raffi Olga Luna) masuk untuk mengisi posisi Presenter, acara ini langsung mendapat tempat di hati masyarakat, termasuk di hatiku… (itu dulu!). Banyak hal lain lagi yang aku bisa share tentang persaingan program-program di televisi Indonesia, tapi tulisan kali ini bukan membuka masalah yang itu. Semoga tulisan tentang “Persaingan TV Lokal” segera bisa ku hadirkan ya #CariPerhatian

Kembali mengenai acara Award yang bejibun. Bisa aku sebutkan beberapa acara award yang dihasilkan “TV-TV kita”. RCTI Panasonic Award, AMI Award, IMA, Dahsyat Award, FFI (sempat pula di SCTV), Seputar Indonesia Award (segitu aja yang aku tahu). SCTV SCTV Award, SCTV Music Award, Inbox Award, FTV Award, Infotaiment Award, Liputan 6 Award (sama. segitu aja yang aku tahu) dan beberapa TV lain yang aku rasa tidak sebanyak 2 TV ini. Beberapa dari acara award itu memang sudah menjadi acara “legenda award” karena memang sudah diselenggarakan sejak lama, namun ada juga yang memang baru tahun ini (2012). Ya, seperti umumnya acara award, semua acara itu sifatnya tahunan.

Acara seperti Panasonic Award, AMI Award, FFI, SCTV Award dan SCTV Music Award memang sudah menjadi tolak ukur keberhasilan dari kiprah para tokoh dan selebritas. Namun aku kecewa (sepertinya kamu setuju) dengan Panasonic Award, banyak tanda tanya tentang “mengapa RCTI begitu banyak menang di acara ini?” mungkin jawabannya sudah jelas, acara ini mengandalkan sms pemirsa untuk menentukan pemenangnya jadi siapa yang kuat promosi itulah pemenangnya. Yang aku kecewakan dari sistem penentuan pemenangnya, mengapa harus melalui sms atau apalah sejenisnya, tidak bisakah dibentuk tim dewan juri yang menilai program-program televisi yang di nominasikan. Semoga acara ini ada perubahan, entah kenapa aku sangat berharap Trans TV yang nantinya akan menyiarkan Panasonic Award. #semoga

Hal lain mengenai ini yaitu acara di SCTV “Infotaiment Award”. Aku sungguh bingung, judulnya infotaiment award tapi yang dinilai hanya acara infotaiment yang tayang di SCTV, kalau memang tidak bisa memasukkan acara infotaiment dari TV lain sebaiknya acara ini dipikirkan ulang untuk diselenggarakan. Karena jujur saja ya, infotaiment itu yang “megang-nya” yaitu Intens (RCTI), Insert (Trans TV) karena mungkin tayang di jam yang tepat sewaktu ibu-ibu selesai masak (jam 11)… jadi target penontonnya tercapai. Capek masak, nonton infotaiment. Perfect Day!

Hal yang sama juga terjadi pada FTV Award, acara penghargaan khusus untuk FTV-FTV di SCTV. Kalau cuma untuk saing-saingan jangan gini juga… kasian artisnya.

Format acara award juga aku rasa cukup unik, dimana program televisi itu membuat suatu award tersendiri. Seperti Dahsyat, Inbox, Insert, Seputar Indonesia, & Liputan 6. Mungkin tujuannya baik, tapi kalau kebanyakan award, bingung juga mana yang sebenar-benarnya “penghargaan”. Bayangkan mungkin nanti akan ada “Buser Award” yang kasih award untuk maling dan perampok terbaik atau “Tukul Award” yang khusus untuk artis yang senang digoda sama Tukul Arwana di Bukan Empat Mata. #becanda

Dari sekian review di atas, aku cukup kecewa dengan SCTV. Karena acara awardnya kadang tidak begitu jelas untuk “apa”. Mungkin bermaksud untuk tidak terkalahkan dengan pesaingnya RCTI, atau memang untuk apresiasi bagi artis dan tokoh yang luput dari lensa kamera infotaiment #loh?. Tapi yang aku takutkan dari banyak acara penghargaan yang diselenggarakan akan membuat penghargaan itu menjadi tidak berharga lagi karena kategori nominasi yang tidak begitu jelas (tidak penting). Award yang ada bukan hanya kebanggan bagi si penerimanya tapi juga sebagai suatu moment penilaian publik tentang “sepak terjang” si penerima itu, karena award diberikan memang sebagai sebuah apresiasi atas apa yang telah dilakukan dan juga menjadi tanggung jawab untuk melakukan yang lebih baik.

Aku memberi apresiasi tinggi atas apa yang telah dilakukan banyak televisi dengan acara-acara awardnya. Aku yakin, ada maksud baik di antara sekian banyak tujuan yang ada. Semoga semakin kreatif dan harus Inovatif… 

Tulisan ku ini murni penilaian pribadi, jadi apabila banyak yang tidak setuju itu sangat dimaklumi. Tulisan ini hanya sebagai bentuk perhatian ku tentang kondisi negeri-ku. Terima kasih untuk tidak melakukan tindakan provokasi. Mohon maaf bila ada yang menyinggung ya… #Senyum5jari

Pojan Muhammad (130912)

Inspirasi

Banyak hal yang ingin sekali ku bagi

Beberapa kali aku sudah membuang inspirasi hanya karena aku malas menulis. Aku pun mulai me-ne-la-ah kenapa aku malas menulis dan untuk apa aku menulis. Aku sangat bersemangat menulis bila ada yang merespon tulisan-tulisan ku baik itu positif ataupun negatif. Tujuan aku menulis sebenarnya hanya untuk membagi hasil pemikiran aku tentang berbagai hal, yang mungkin sulit aku bicarakan.

Tanggal 2 Sepetember 2012 kemarin, aku mengikuti kuliah umum bersama Dahlan Iskan, seorang Menteri BUMN dari republikku, Indonesia. Sungguh banyak hal yang bisa aku ambil ketika mendengar paparan materi yang tidak terkesan menguliahi, terkesan seperti bapak dan anak lah begitu. Terkadang aku langsung berkaca pada diriku tentang apa yang sudah kuhabiskan dengan waktu ku, aku rasa pak Dahlan sangat mengena pas di hatiku (judul lagu #abaikan). Tapi yang aku sedikit kecewa: pak Dahlan, mengapa baju nya itu-itu terus… kemeja putih, celana hitam, sepatu sport warna Kpop (warna-warni).

Aku sedikit berbagi mengenai inti kuliah dari pak Dahlan. Diantaranya tentang tahun 2030 yang ia prediksi Indonesia akan menjadi negara maju seperti Amerika, melihat dari apa yang Indonesia punya, dan pak Dahlan optimis akan itu (saya juga pak, yey!). Pak Dahlan seperti mempersiapkan kami para mahasiswa untuk mengisi kemajuan itu, karena bila dihitung-hitung, usia kami lah yang saat itu akan mengisi kemajuan negara ini, sesuai prediksi pak Dahlan. Tentu kalau panjang umur…

Hal lain lagi yaitu mengenai pengusaha. Ini sangat sesuai dengan tagline hidup aku bahwa kita semua harus menjadi pengusaha agar ekonomi dapat tumbuh dan bila ekonomi tumbuh, pengangguran akan berkurang (#ehm, saya anak ekonomi lho). Pak Dahlan sangat menyarankan kita untuk menjadi pengusaha, sesuai dengan alasan di atas, tapi juga jangan lupa mengabdi dengan masyarakat.

Mungkin segitu saja yang bisa aku bagi…
Aku akan kembali mencari inspirasi lain untuk tulisan-tulisan ku lainnya…
Aku akan lebih bekerja keras…
Fighting!!!

#EndingYangCanggung

Pojan Muhammad (020912)

Era Global, Pemanasan Global

Saat Ramadhan seperti ini memang cocok untuk ajang silahturahmi kembali ke masa-masa lalu seperti kenangan sekolah dulu, termasuk bertemu dengan teman-teman lama yang memang punya ceritanya masing-masing. Entah kenapa menurut aku itu indah sekali…

Ramadhan kali ini juga di hiasi dengan kenangan akan cuacanya sangat menguji ketabahan dan kesabaran kita dalam berpuasa, tingkat panas yang luar biasa dan aku tersadar bahwa panas seperti ini lain dari yang biasanya. Panas nya pun tidak di imbangi dengan angin, hadirlah suasana kering dan lembab mengisi hari-hari selama berpuasa. Namun Alhamdulillah, hari aku menulis ini (150812) hujan pun turun walaupun memang hanya sebentar dan itu saat akan berpuka puasa. Walaupun siangnya juga sangat panas, namun sudah agak “tenang” dengan adanya hujan yang mampir sebentar.

Mengenai hal ini, aku teringat suatu masa pada saat aku SMA ataupun sesaat pada SMP, aku sempat sangat tertarik untuk membahas tentang Pemanasan Global. Pada saat SMA terutama, aku pernah berdiskusi di kelas tentang permasalahan ini ataupun melalui sumber-sumber lain. Kelas ku (I-2, II-ia1, III-ia1) memang sangat “hot” bila yang namanya berdiskusi (DEBAT)… aku tidak ingin menyebutkan nama kawan-kawan (bisa berubah menjadi musuh setelah diskusi selesai) yang cukup kuat untuk dijadikan lawan berdebat. Tapi itu cukup menarik untuk dikenang, terima kasih untuk kenangan itu kawan-kawan! 

Kembali lagi kepada Pemanasan Global, aku menjadi tersadar bahwa pada tahun-tahun aku bersekolah dulu (sekitar 2006) aku masih belum terbayangkan bagaimana efek Pemanasan Global yang banyak disebutkan itu menjadi kenyataan; es kutub yang mencair dan menyebabkan debit air laut naik atau tingkat panas yang membahayakan kulit bila terkenanya. TAPI sekarang (2012) aku sudah bisa merasakannya, dimana panas yang luar biasa tapi tiba-tiba saja ada awan hitam yang datang dan menumpahkan hujan yang hanya sebentar saja. Ini juga membuat musim kita menjadi tidak jelas. Sangat sulit menjadi petani bila begini…

Prihatin mungkin sudah terlambat bila tidak di imbangi dengan perubahan nyata dari pola hidup. Aku rasa kita sudah terlambat, Pemanasan Global global memang sudah dalam tahap “pendewasaan”, seperti Gunung Anak Krakatau (ini juga suatu yang harus di waspadai ke depannya nanti). Kita sudah hidup di era bumi sudah cukup “tua” untuk menopang nafsu –nafsu kita terhadap segala apa yang ia punya. Menjadi sangat minoritas, apabila kita berbicara tentang lingkungan di tengah kemajuan ekonomi… Tapi, tidak ada mayoritas bila tidak ada minoritas.

Aku hanya menghimbau untuk lebih siap dalam membentengi diri, yang aku maksud adalah keimanan kita. Bumi yang sudah “lelah” begini dapat menjadi suatu momentum untuk kita kembali bersyukur atas apa Yang Diberi ALLAH kepada kita. Biarlah sisa-sisa bumi ini kita jaga dan selalu sadar bahwa setiap langkah dan gerak kita selalu ada Yang Maha Melihat.

Kembalilah ke fitrah kita, kita tidak bisa menandingi Kuasa ALLAH SWT…

Fauzan Nur (16 Agustus 2012 / 27 Ramadhan 1433 H)

Kamis, 02 Agustus 2012

2 Kisah Matahari

Pada siang hari matahari dihindari, pada saat sore hari matahari didekati

Mungkin kata-kata itu cukup membiungngkan. Ya, memang ada 2 Matahari yang akan dibahas kali ini, satu Matahari Ciptaan ALLAH SWT, dan satu lagi Matahari department store, tempat biasanya kalian belanja… yang baru ada di Banda Aceh juga. Haha

Aku hanya ingin berbagi pemikiran saja, menurut aku unik dimana pada saat puasa seperti ini kita memiliki 2 matahari yang mana satu diantaranya menuai kritikan karena terlalu berlebihan, dan yang satunya menuai banyak pujian karena besarnya diskon yang diberikan. Semoga sampai di sini, semua telah masuk ke objektifnya.

Memang pada akhir-akhir ini, banyak aku lihat kawan-kawan di twitter yang mengeluhkan panasnya matahari belakangan ini, dan aku pun merasakan hal yang sama dimana panasnya memang menguji kesabaran kita dalam berpuasa. Setelah aku check ternyata suhunya juga sangat tinggi, rata-rata 33-34 C bahkan jumat kemarin (270712) sempat mencapai 35 C.

Tapi coba kita pikirkan lagi positifnya, bagaimana jika aku mengambil sebuah contoh : seorang ibu yang sibuk mempersiapkan lebaran yang akan datang dan ia pun memutuskan mencuci sofa yang memang satu-satunya ia punya karena sudah terlihat kotor. Tentu ia mengharapkan sofanya segera kering agar tidak berbau, dan matahari yang sangat terik menjadi harapannya. Tentu untuk hal sederhana seperti ini kia semua sudah bisa mengerti keadaannya.

Mari kita berpikir positif saja, puasa kita tidak mungkin hanya mengandalkan ketahanan lapar atau haus, itu hanya sedikit dari hikmah berpuasa yang akan kita dapatkan, tapi bagaimana kalau kita mulai belajar untuk menahan kesabaran kita dengan terus bersyukur terhadap apa Yang Diberikan ALLAH kepada kita..

Untuk matahari yang satu lagi, aku tidak punya pengalaman dengan yang satu ini, jadi aku tidak tahu menulis apa. Yang pasti jangan lupakan ramadhan bila kalian ada di dalam matahari ini…

oke, aku cuma ingin berbagi cerita kecil tentang pengalaman yang aku, kalian dan siapa saja rasakan. Selamat berpuasa. :)

Pojan Muhammad (290712)

Kamis, 19 Juli 2012

Sahabat Maya

tentu ini bukan untuk Luna Maya!

aku hanya ingin bertanya kepada seluruh blogger di dunia, apakah sangat penting mempunyai teman maya, yang kita tidak pernah tahu siapa dia sebenarnya...? aku sangat ingin berteman banyak, tapi cara seperti ini apakah selalu berbuah manis?

itu saja.

Oya, saya sedang melakukan observasi kecil2an mengenai kebiasaan kita selama ramadhan, jadi tunggulah update selanjutnya ya...

Selamat ramadhan kawan... tebarkan energi positif kita!

(entah kenapa, aku yakin post yang ini tidak akan ada yg comment...)

Senin, 11 Juni 2012

Kampus ku Mati Suri

Musibah, apakah ini cukup layak disebut sebagai musibah? Kembali kepada anda semua yang menilai. Tulisan ini hanya sebuah suara hati mahasiswa yang mencoba menunjukkan “kepeduliannya” yang sayang kalau tidak dibagi (setidaknya begitu). Aku hanya ingin berbagi kepada kalian tentang apa yang telah di alami sebagai mahasiswa dan juga rakyat negeri ini.
Tulisan kali ini mengenai padamnya listrik di seputaran lokasi kampus ku (Darussalam), dan beberapa daerah disekitarnya. Pada tanggal 5 juni 2012 kemarin, listrik di kawasan tersebut mati total, asumsi awal ini hanya sebuah pemadaman yang sifatnya bergilir. Namun ketika esoknya aku kembali lagi kempus, ternyata listrik masih padam dan aku menemukan fakta bahwa penyebabnya adalah adanya kabel (sebesar lengan orang dewasa) yang putus. Otomatis ini sangat menggangu bagi mahasiswa ataupun penduduk yang hidup di kawasan-kawasan yang terkena dampak “putus-memutus” itu.
Aku kali ini membawa pandangan seorang mahasiswa yang bisa dikatakan turut menjadi “korban” dalam peristiwa kemarin. Ada beberapa kuliah yang harus dibatalkan dan ada juga beberapa kegiatan lain yang terpaksa harus dilanjutkan meskipun dengan suhu “diatas normal”. Ya, jadilah kipas-mengipas menjadi salah satu kegiatan penting di samping mendengarkan materi. Untuk kuliah, memang saat itu dibutuhkan proyektor yang akan menampilkan bahan presentasi kuliah. Seperti yang kalian ketahui bahwa sebuah proyektor haruslah mempunyai listrik sebagai “doping-nya” untuk bisa bekerja, atau saat ini sudah ada proyektor yang bisa hidup tanpa listrik, tolong beri tahu aku.
Yang aku sangat sayangkan juga, kenapa energi listrik dari pemerintah menjadi satu-satunya sumber energi yang bisa menopang kegiatan-kegiatan kampus yang aku rasa merupakan kegiatan yang penting. Mungkin setidaknya aktivitas perkuliahan kampus yang memang banyak membutuhkan listrik juga menjadi prioritas untuk di dahulukan, dibanding dengan hal lain. Aku juga tidak begitu mengerti dengan sistem distribusi yang ada di PLN, kenapa kabel “sebesar tangan” itu lama sekali diganti, sekedar informasi pemadaman listrik di daerah ini berlangsung dari Senin malam (4 Juni 2012) sampai Kamis sore (7 Juni 2012). Aku rasa sebuah masalah serius bahwa aktivitas kampus menjadi sangat terganggu dengan masalah listrik padam ini.
Di Indonesia memang banyak energi yang bisa menjadi energi alternatif dalam hal memasok listrik ke daerah-daerah. Aku sempat menonton sebuah acara di TVRI, yang membahas tentang energi di Indonesia, kita mempunyai stigma bahwa Indoensia menjadi negara yang kaya akan energi, namun ternyata jumlahnya masih kalah dengan negara-negara lain. Misalnya saja Minyak, kuota kita masih sedikit bila dibandingkan dengan Kuwait atau Irak, atau juga Panas bumi yang masih kalah dengan Belanda. Kita bisa disebut “kaya” bila melihat dari keberagaman energi yang kita punya dan itu menjadi suatu hal yang patut kita syukuri, bentuk syukurnya dengan menggunakan energi secara hemat dan mulai melihat alam yang semakin “miskin” akibat aktivitas kita. Semoga kita semua segera berbenah… dunia sudah tua.
Pojan Nur. (100612)

Senin, 28 Mei 2012

Skripsi : Asal Dosen Pembimbing Senang VS Jurnal Ilmiah

Suatu hal yang wajib bagi mahasiswa saat ini untuk mengetahui apa itu jurnal ilmiah, karena mulai kelulusan Agustus 2012, setiap calon sarjana harus meng-upload karya ilmiah nya menjadi sebuah jurnal ilmiah yang dapat diakses melalui sistem online. Tapi disini, aku tidak akan membahas secara rinci tentang apa itu jurnal ilmiah, karena aku juga masih belajar tentang “kawan” yang satu ini. Tapi yang aku tahu, “kawan” ini tidak begitu “sombong”, ia akan mudah bila kita mau memahami secara perlahan 5W+1H tentang jurnal ilmiah itu sendiri. Apa itu jurnal ilmiah? Mengapa kita harus membuat sebuah jurnal ilmiah? Dimana kita bisa mulai membuat jurnal ilmiah? Kemana kita akan meng-publish karya ilmiah kita agar menjadi jurnal ilmiah? Siapa yang akan memeriksa karya ilmiah kita, agar karya itu bisa diterima dan akhirnya diterbitkan? Bagaimana caranya meng-upload sebuah karya ilmiah agar menjadi sebuah jurnal ilmiah? JANGAN LUPA, KARYA ILMIAH BERBEDA DENGAN JURNAL ILMIAH
Beberapa hari yang lalu (260512) aku mengikuti sebuah seminar tentang jurnal ilmiah. Disana banyak penjelasan tentang menulis dan jurnal ilmiah itu sendiri, bagi aku pribadi seminar tersebut sangat membantu terhadap pengetahuan mengenai bagaimana itu jurnal ilmiah, tapi sedikit di sayangkan kalau seminar tersebut kurang mempunyai waktu yang banyak untuk mengetahui secara utuh. Ini semua sedikit terbantu dengan pemateri yang memberikan kontak pribadinya, yang artinya ia sangat welcome terhadap pertanyaan-pertanyaan mengenai “kebingungan” jurnal ilmiah. Sebenarnya semua orang pintar itu memang orang baik.
Ada lagi yang ingin aku share, saat ini aku akan mulai mengubah sedikit gaya menulis. Aku rasa mulai saat ini aku harus mulai melatih diri untuk menulis dengan bahasa yang dapat diterima umum, artinya tidak begitu banyak bahasa-bahasa kiasan. Karena sebuah jurnal ilmiah maupun skripsi, tidak boleh menggunakan kata-kata yang bermakna ganda. Bisa kalian bayangkan, kalau ada judul skripsi yang seperti ini: “Pengaruh Rok Pendek para Karyawan atau Staff DPR RI pada Motivasi Kerja para Anggota DPR RI”. Ngerri…. Mungkin kamuflase makna ganda belum terlalu terlihat, tapi siapa yang mau cari data tentang nafsu para Anggota DPR RI. 
Mungkin pada saat ini, karena belum merasakan kebutuhannya jadi sebagian dari kita belum terlalu peduli tentang jurnal ilmiah. Oke saja sebenarnya, karena proses nya cukup mudah apabila dosen pembimbing dan pihak kampus memang memenuhi kualifikasi untuk menyelenggarakan sistem jurnal ilmiah. Redaktur, editor, dan reviewer dibutuhkan dalam sebuah redaksi jurnal ilmiah. Jadi siap-siap saja bersabar bila pihak kampus kita belum siap dengan segala sistem jurnal ilmiah, dan sepertinya aku juga salah satu orang yang akan merasakan itu. Tapi, mau bagaimana lagi? Ini yang harus kita jalankan. Jangan menyerah! Ini belum ada apa-apanya dibandingkan ujian hidup apabila kita telah lulus menjadi sarjana nanti.
Membuat skripsi dimanapun aku rasa pastilah mempunyai seorang dosen pembimbing. Dosen pembimbing tersebut akan mengarahkan bagaimana membuat skripsi yang baik dan akhirnya bisa diterima menjadi sebuah jurnal ilmiah. Aku pernah menonton sebuah acara pagi di salah satu televisi berita, dan pada acara itu ada satu pembahasan tentang jurnal ilmiah, dan yang aku pegang dari pembicaraan itu bahwa jurnal ilmiah ini juga menjadi ujian bagi para dosen pembimbing. Artinya kita harus benar-benar mendapatkan seorang dosen pembimbing yang membimbing kita ke jalan yang benar (dalam membuat skripsi). Aku sempat mendengar cerita para abang dan teman yang telah mendahului kita (dalam membuat skripsi), mereka mendapatkan dosen pembimbing yang kejam, yang susah ditemui, yang bimbang dan terus merubah judul skripsi setiap kali bimbingan. How Poor they’re… tapi akhirnya mereka lulus juga.
Jadi, dalam tulisan ini aku cuma ingin share bahwa membuat skripsi sekarang jangan terlalu berpatokan dengan bagaimana membuat skripsi yang mudah dan mudah pula melewati dosen pembimbing kita. Buatlah skripsi yang berguna, artinya penelitian yang kita lakukan memang akan berguna bagi pemilik data yang akan kita gunakan sebagai acuan dalam membuat skripsi. Aku akan membuat satu contoh, misalnya: “Analisa Libur Semester Panjang Anak SD pada Pendapatan Penyedia Jasa Odong-odong” artinya penelitian kita atau skripsi kita harus berguna bagi abang-abang yang bawa odong-odong, kalau ternyata misalnya libur panjang itu tidak begitu berpengaruh besar pada kenaikan pendapatan mereka, karena anak-anak SD lebih memilih liburan di luar kota. Jadi abang-abang yang bawa odong-odong tidak perlu kerja keras untuk mutar-mutar cari anak-anak, karena mereka sudah ke luar kota untuk liburan. Jadi abang-abang yang bawa odong-odong (panjang istilah nya) bisa beralih profesi dulu menjadi penjual bensin eceran, atau apa lah terserah dia.
Mari bersemangat menulis kawan-kawan… tidak perlu takut dengan jurnal ilmiah, proses nya akan menarik bila kita menikmatinya. Aku juga menerima apapun yang kalian tanya tentang jurnal ilmiah ataupun skripsi itu sendiri, mudah-mudahan aku bisa jawab. Kalian bisa hubungi akau secara langsung atau comment di bawah. Tapi jangan tanya yang susah-susah, karena aku juga belum mulai menulis skripsi, semampunya aku saja. Apabila aku tidak bisa menjawab akan aku alihkan kepada yang lebih ahli. Intinya kita sama-sama berbagi ilmu, nanti sama-sama juga lulus jadi sarjana nya. Amin… 
Apabila ada kesalahan dari penulisan atau teori-teorinya, mohon diberi maaf dan diberi tahu salahnya dimana. Karena aku juga masih belajar tentang hal ini, dan juga aku tidak bermaksud menakut-nakuti, aku hanya mencoba menjelaskan kebutuhan kita ke depan nanti.. Terima Kasih.
FAUZAN (m_fauzannur@yahoo.com)

Minggu, 04 Maret 2012

News Anchor Awards (JK)

hebat! itu yang pertama kali aku pikirkan ketika aku mendengar kata "news anchor"... Sebenarnya news anchor adalah jenis ketiga dari pembaca berita, News Anchor adalah jurnalis televisi atau radio yang membawakan materi berita, dan sering terlibat memberikan improvisasi komentar dalam siaran langsung (wikipedia.com). Aku memang memiliki satu keinginan suatu saat menjadi atau setidaknya pernah merasakan menjadi seorang news anchor atau anchorman... Ya ALLAH, Engkau Maha Mengetahui...

aku tertarik untuk menulis mengenai News Anchor. Pekerjaan yang menurutku menarik dan sangat bernuansa "pintar..." huH
aku memang sangat suka menonton tayangan berita di telivisi, alasan utamanya ya karena kita ini hidup jangan terlalu apatis, dunia ini bukan hanya rumah atau warung kopi. Tapi dunia ini luas, Allah SWT dalam Al-Qur'an juga telah menyuruh semua dari kita untuk melakukan perjalanan melihat bekas2 kehidupan di dunia ini, dengan begitu kita semakin yakin bahwa Allah tidak pernah salah, banyak umat sebelumnya yang lebih hebat dari kita namun mereka juga bisa hancur karena ke-kafir-an mereka, Subhanallah... ya, kita bisa mulai dengan mengamati dunia dari fasilitas teknologi. Tapi memang sangat menarik bila kita bisa melihat langsung.

back to the topic (that words, saya teringat seseorang tiba2. sudahlah...)
Dalam tulisan kali ini, aku ingin melakukan pengamatan "versi aku" tentang para news anchor yang selama ini dengan manisnya menghadirkan berita-berita di televisi yang mengontrak mereka masing-masing. Aku akan memperingkatkan para news anchor dari 6 televisi yang mempunyai siaran nasional yaitu 6 televisi, kenapa aku tahu 6? karena aku tinggal di provinsi paling ujung Indonesia, yang memang hanya mampu mendapatkan siaran televisi yang mengudara secara nasional... how poor we are. Tidak bisa dipungkiri, bahwa seorang news anchor ikut mempengaruhi image dari tayangan berita itu sendiri. Dengan begitu, seorang News Anchor disamping harus berpenampilan menarik juga memang harus PINTAR!

Oya, rangking yang ku buat ini sangat-sangat objektif, jadi tidak bisa di ambil satu kesimpulan yang sifatnya umum. Harap dimengerti ya... :)
KITA MULAI
aku akan memperingkatkan mulai dari yang terendah atau bisa dibilang sedikit "aneh" cara membawakan beritanya... maaf.

6. Trans TV (Reportase)
aku sedikit bingung dengan anchor dari Reportase, mereka kadang terlihat tidak jauh beda dengan para penyiar Insert atau Jelang Siang. Aku juga ingin mengkritik tayangan beritanya, yang mana lebih banyak mengangkat masalah kuliner atau gaya hidup... apa bedanya dengan jelang siang? atau Reportase memang ingin berbeda? tapi aku rasa perbedaan boleh2 saja asal tidak menghilangkan nilai asli dari produk itu sendiri. Anchor mereka juga pernah aku lihat menjadi model iklan, nah? Memang... Anchor nya Trans kebanyakan bertampang seleb. Semoga banyak perubahan lah untuk Reportase, terutama Reportase Siang. Tapi aku selalu salut dengan tayangan Reportase Investigasi... ditambah lagi Anchor woman nya, PAS sekali... Tapi, dalam hal ini aku menilai secara keseluruhan, jadi mohon maaf... para Anchor Trans dapat posisi terakhir kali ini... :(

5. MNC TV (Lintas Pagi/Siang/Petang/Malam)
menarik kasus televisi satu ini, tapi aku tidak ingin membahas itu... Jujur saja, aku jarang sekali melihat tayangan berita MNC TV, tapi ada yang menarik ketika aku melihat para Anchor dari MNC membawakan berita, mereka selalu membuka dengan Assalamu'alaikum Wr. Wb. Mungkin menjadi PR penting untuk format berita MNC untuk meningkatkan 'semangat'... Televisi ini seperti kurang bergairah untuk menggerakkan tayang beritanya, sibuk dengan tayangan animasi dan acara2 KW-nya... Tapi, ada satu tayangan yang konsisten maju terus, yaitu Sidik Kasus. Berita kriminal khusus dibahas disini, Anchor nya juga cocok, pembawaan polisi tapi mulut satpam komplek... Maaf bang! Karena kurang menonjolnya Anchor MNC TV ini, mereka harus puas di urutan ke 5 (macam betul aja lah... :D)

4. SCTV (Liputan 6)
aku masih bingung, kenapa di sebut 'liputan 6', ya sudahlah... Para Anchor dari SCTV termasuk yang menarik, tapi sedikit 'galau'. Dari pengamatan aku, para Anchor SCTV sangat beragam modelnya, kalau yang cewek nya bisa dibilang GA ADA YANG JELEK. Liputan 6 sendiri memang menjadi salah satu tayangan berita terbaik di negeri ini, karena berita-berita yang 'aktual, tajam, terpercaya' sesuai dengan yang selalu ditampilkan sebagai background pada saat Liputan 6 mengudara. Tapi para Anchor liputan 6 seperti tidak satu suara, ada yang senior yang pelit senyum, ada yang cewek tampang chinesse yang kalau senyum matanya hilang, ada lagi yang suara 'cowok banget' tapi... emmm (itu lo... yang siarannya sering malam. But he's now being a icon from this stasion). Karena itu, Anchor SCTV aku rasa CUCOK di posisi ke 4, hehehe.

3. TVRI (Dunia Dalam Berita)
aku sedikit bingung menuliskan tayangan berita TVRI di atas, karena begitu banyaknya acara berita di TV pemerintah yang hanya satu-satu nya ini. Anchor TVRI dari pengamatan aku, harusnya melewati proses seleksi yang sangat ketat. Kualitas yang tinggi dan pesona kepintaran sangat terlihat dari para Anchor TVRI (yang nasional ya, yang di daerah, ga janji). Tapi program berita nya sangat kaku, aku rasa strategi yang dipakai di tayangan berita TVRI sudah tidak ada pasarnya lagi sekarang. Mereka tidak memakai "matador", para Anchornya membaca "skrip" atau naskah yang ada di tangan mereka... terlihat sangat sederhana dan "indonesia" sekali. Dan itu membuat para Anchor nya menjadi terlihat tegang sekali ketika membawa berita, seakan-akan mereka akan di penjara apabila salah mengucapkan kata-kata. Anchor TVRI saya kasih urutan ke 3.

2. RCTI (Seputar Indonesia)
sebelum mengukuhkan Seputar Indonesia sebagai nama tayangan berita resminya, RCTI memang memiliki seputar indonesia tapi hanya khusus tayangan sore. Tapi sekarang Seputar Indonesia (sindo) sudah menjadi brand raksasa, ada surat kabar nya juga... Anchor dari RCTI sangat ideal di bilang "News Anchor", dan aku rasa sebutan "Umur bukan lah segalanya" cocok untuk menggambarkan para Anchor RCTI. Aku memang suka melihat Seputar Indonesia, karena memang RCTI sangat bersih di terima di daerah aku. Tapi, aku sedikit malas kalau udah musim Panasonic Award, TV ini dan Seputar Indonesia-nya menjadi begitu murahan dengan promo sepanjang waktu, kayak ga ada yang mau milih mereka saja dan seakan Panasonic Award menjadi harga mati sebuah kualitas. Dulu mungkin iya, tapi sekarang TIDAK! Untuk Anchor nya, aku termasuk salut dengan ketegasan dalam membawa berita dan Seputar Indonesia termasuk paling netral dalam menampilkan berita (tapi, di luar musim panasonic award ya). Selamat, kalian dapat posisi ke 2 (dan mungkin Panasonic Award juga akan menjadi milik kalian tahun ini, semoga saya salah)

1. Metro TV (all program)
inilah stasiun TV yang sangat konsisten menurut saya. Walau kadang saking percaya dirinya, mereka turut membuat satu opini baru dan bahkan menciptakan satu masalah baru... MAAF. Tapi Anchor Metro, memang yang paling TOP, mulai dari Desi Anwar (walau dulu, orang ini di RCTI), Najwa Shihab, Kania Sutisnawinata, Indra Maulana, dan favorit saya Fifi Aleyda Yahya... News Anchor yang menarik menurut saya adalah dia yang mampu menyajikan berita secara santai namun tidak kehilangan ketegasannya dan Metro TV banyak mempunyai Anchor yang seperti itu. Najwa Shihab termasuk yang paling disegani di Indonesia bahkan Asia. Globalitation woman, i call her. hehehe. Yang paling saya suka, Metro sekarang sudah jauh berbeda, dimana banyak program yang menyajikan berita secara santai dan menampilkan sisi jenaka dari seorang News Anchor (8-11, WideShot)... Tapi kalau udah soal politik, ini TV selalu panas... ga terkejut memang, karena yang punya TV ini memang orang politik dan salah satu calon "..." (saya rasa), TV ini memang luar biasa, saya mencatat sudah 2x mereka dilaporkan ke Polisi gara-gara pemberitaannya... hahaha. maju terus Metro TV, saya titipkan sebilah hati saya pada kalian... KALIAN NOMOR SATU.

Itulah 6 televisi dengan gaya Anchor nya masing-masing. Saya rasa tidak ada yang jelek dari ke-enamnya, hanya mungkin ingin menampilkan sesuatu yang beda demi mendapatkan perhatian pemirsa-pemirsanya. Terus berkembang wahai kalian semua... Selamat untuk perjuangan kalian. Dan untuk para Anchor, tampilkanlah diri kalian sejujurnya dan gunakan kesempatan kalian yang sekarang ini untuk rakyat, karena rakyat Indonesia selalu melihat kejujuran negara dari program-program berita kalian... dan jangan lupa, saya cemburu pada kalian...
Terima Kasih.
With Smiling, Fauzan Nur :)

Sabtu, 18 Februari 2012

Budaya yang "awet muda"

tulisan untuk lomba "sayembara IRI"

PENDAHULUAN
Benar memang yang sebagian orang katakan bahwa sangat menyenangkan apabila hobby yang sering kita lakukan bisa menjadi sesuatu yang menguntungkan. Itulah yang saya dapatkan sekarang, hobby saya untuk menonton film membuahkan inspirasi bagi tulisan ini yang saya peruntukkan untuk lomba sayembara menulis oleh IRI (Independent Research Institute). Film tersebut adalah film “Tjoet Nja Dhien” (penulisan berdasarkan cover film), film yang diproduksi tahun 1986 dan langsung dilakukan pembuatannya di tanah Aceh. Film tersebut diperankan sangat luar biasa (menurut saya) oleh Christine Hakim yang berperan menjadi Tjoet Nja Dhien, dan ada beberapa peran lagi yang sangat mendukung penyampaian cerita itu sendiri. Data yang saya dapatkan dari sinematekindonesia.com, pada tahun 1988 film ini membawa pulang 8 piala citra FFI (Festival Film Indonesia) termasuk Christine Hakim yang mendapat piala citra untuk ke-enam kalinya melalui film ini dalam kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik, dan menobatkannya sebagai pemain yang paling banyak merebut piala citra.
Inspirasi yang saya dapatkan adalah tentang semangat juang yang dipunyai oleh Tjoet Nja Dhien dan bala tentaranya. Walaupun itu hanya sebuah film yang belum tentu sama persis dengan keadaan aslinya, tapi penjiwaan yang dilakukan Christine Hakim sangat membantu untuk masuk ke dalam suasana pada saat itu, yang mengisahkan perjuangan tanpa ampun untuk mendapatkan hak seutuhnya atas tanah yang nantinya akan menjadi panduan bagi anak cucu untuk mencari segenggam warisan budaya yang tertancap di tanah Serambi Mekkah, Aceh pusaka budaya. Seorang wanita yang ditinggal mati suami tercinta, yang ikut menjadi korban kebiadaban musuh, harus tetap bertahan dan berjuang demi agama dan tanah leluhur dari para kafir yang tertarik harta alami yang tertanam di tanah Aceh, ditambah lagi tugas wanita itu yang tidak jauh penting adalah menjaga semangat juang bala tentaranya untuk tidak jatuh ke pelukan musuh yang senantiasa membisikkan rayuan-rayuan indah atas harta dan kebebasan yang ternyata semu belaka. Saya pribadi sangat mengagumi sosok yang luar biasa, Tjoet Nja Dhien. Semoga beliau ditempatkan pada tempat yang terbaik di sisi-Nya. Amin.

Dari sepenggal kisah luar biasa tersebut, saya tertarik untuk membuat tulisan yang kiranya dapat menjadi jawaban bagi permasalahan sosial di kalangan muda-mudi yang seakan sangat renta atas gangguan budaya asing. Keadaan dimana kita yang kaya akan budaya, harus malu seakan kalah saing dari canggihnya peradaban yang dibangun diatas nilai keuntungan. Pahit memang untuk mengetahui bahwa kita mencoba membangun dinding pada perubahan dunia, namun sebaiknya kita tidak masuk secara jauh di budaya yang belum tentu kita bisa ikuti seluruh peraturan didalamnya. Indonesia memang sangat kaya akan budaya termasuk Aceh, dan itu merupakan “jualan” utama atas pariwisata dari daerah kita yang tentunya akan berdampak bagi kelestarian ekonomi masyarakat Aceh ke depan.

PERMASALAHAN
Mungkin bukan sesuatu yang sulit untuk menancapkan kata “Aceh” di pikiran orang-orang luar. Tentu yang kita inginkan ketika nama Aceh disebutkan, yang terkenang adalah kenangan-kenangan indah akan nikmat alam, budaya minum kopi yang sudah turun temurun, kota-kota yang menjunjung tinggi nilai Islam secara kaffah dan banyak lagi keunikan lain yang bisa mencitrakan Aceh sebagai keindahan dan keramahan. Namun bila kita masuk lebih jauh lagi, terdapat permasalahan tentang bagaimana alam yang indah bisa menjadi kenyamanan dan kemudahan, bagaimana kopi yang nikmat bisa semakin melebarkan sayap di mata dunia, dan bagaimana masyarakat Aceh bisa benar-benar menerima dan mengamalkan Islam sebagai ciri khas Aceh.
Kebiasaan akan membentuk budaya, saya harus setuju akan hal itu. Mari kita sedikit ber-teori, dari wikipedia.com “Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni ”. Dari pengertian tersebut, jelaslah bahwa budaya memegang peran penting dimana ia menjadi identitas dari satu generasi, saya dapat membahasakan bahwa suatu daerah dikenal karena mereka berbeda dari yang lainnya, dan budaya adalah pembedanya. Karena itulah, budaya menjadi suatu yang penting untuk dipelajari pada saat ini, kenapa dipelajari? Karena budaya telah “lapuk di makan waktu”, mungkin ini masalah yang begitu klasik bahwa budaya asli telah “kalah” oleh budaya asing.
Masalah lain mungkin juga hadir dari banyaknya wisatawan yang hadir di Aceh dengan segala tingkah laku yang biasa dilakukan di negerinya. Saya teringat beberapa hari yang lalu (januari 2012), saya sedang menunggu lampu merah “ber-metabolisme” menjadi lampu hijau di seputaran Simpang Lima, Banda Aceh. Saya sangat terkejut ketika ada hal yang tidak biasa mengusik pandangan saya, yaitu ada 2 orang turis asing yang ingin menyebrang jalan. Yang membuat saya agak tersinggung, adalah turis asing yang wanita menggunakan kaus kutang tanpa lengan (saya tidak tahu, harus menyebut baju model apa) dan dia berjalan dengan sangat percaya diri di tengah kota, yang jam saat itu memang “jam sibuk”. Terlepas dari indah atau tidak nya tubuh turis wanita itu (saya tidak akan membahasnya), tapi saya merasa tidak terbiasa melihat langsung wanita ”setengah telanjang” berjalan di depan umum. Mungkin tidak menjadi masalah apabila saya melihatnya di luar Aceh, tapi kali ini saya masih berada di Aceh. Budaya kita, apa para turis tahu tentang itu?
Tidak mungkin kita menyalahkan turis tersebut, karena menjadi salah satu tugas para penyelenggara destinasi untuk menginformasikan apa yang boleh dan tidak boleh bila sedang berada di Aceh. Bila menyalahkan para turis, itu akan menjadi boomerang bagi kita, karena akan menjadi suatu masalah baru. Apabila turis tersebut kembali ke negaranya, dan ia menceritakan pengalaman berwisata di Aceh yang dihiasai oleh insiden ditangkapnya ia oleh petugas WH (Wilayatuh Hisbah) karena berjalan dengan pakaian yang “aneh” di jalan-jalan umum, yang sebenarnya itu menjadi hal yang biasa di negaranya. Dan timbullah satu citra buruk tentang Aceh di mata masyarakat asing, bahwa Aceh tidak menghargai tamu-tamunya.
Saya tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang turis asing yang berwisata ke Aceh. Dari website BPS Aceh (aceh.bps.go.id), saya mendapatkan data yang diambil dari kantor Imigrasi Banda Aceh, tentang negara yang paling banyak mengirimkan turisnya ke Banda Aceh periode Januari-Juni 2011, dan ternyata yang paling banyak mengirimkan turisnya adalah Malaysia (3.759 orang) disusul Jerman (744 orang) dan China (516 orang). Memang data tersebut belum begitu bisa menggambarkan keadaan saat ini, karena periode yang sudah cukup lama dan hanya menghitung keadaan di Banda Aceh. Tapi setidaknya itu bisa sedikit menggambarkan mengenai destinasi Aceh.
Dari data tersebut, Malaysia yang cenderung berbudaya sama dengan kita menjadi “customer” utama bagi destinasi Aceh. Budaya Malaysia yang mengedepankan melayu, tidak jauh berbeda dengan Aceh. Namun mengapa nilai budaya kita tetap saja hilang? Ini membuktikan bahwa turis asing tidak begitu mempengaruhi kebiasaan masyarakat di Aceh. Saya jadi melihat ada faktor lain, yaitu kemudahan untuk menangkap informasi global melalui media televisi dan internet. Tapi media tidak selamanya salah, buktinya saya sangat bersemangat mengkaji tentang budaya Aceh setelah menonton film Tjoet Nja Dhien.
Tidak bisa dipungkiri, manusia butuh hiburan. Tapi baiknya kita tahu bahwa hiburan memanglah sebuah hiburan, dan hiburan jangan mengganggu kehidupan. Kehidupan yang asli adalah kehidupan yang kita jalani, dari bangun tidur hingga tidur kembali. Sedikit susah membangunkan masyarakat dari mimpi tentang kenikmatan, karena masyarakat membentuk sebuah pola pikir bahwa budaya tidak berisi kenikmatan tapi hanya berisi tuntutan yang menjadi paksaan untuk dilakukan. Juga karena sedikit kesenangan yang akan dihasilkan dari mempelajari budaya dibandingkan mimpi-mimpi dunia luar yang lebih menjajinkan kenikmatan (curhat).

SOLUSI
Bila kita kembali pada film Tjoet Nja Dhien, mengapa saya mejadi tergugah untuk menulis ini? Karena saya menonton film tersebut. Dan saya menjadi sadar bahwa kehidupan saya sudah begitu jauh dari budaya nenek moyang saya, dan pembenahan harus segera dilakukan. Alangkah bahagianya apabila film tersebut juga dapat ditonton oleh masyarakat luas dan diresapi ceritanya. Bukan maksud saya untuk membuat satu acara nonton bareng, tapi dari cara tersebut bisa menumbuhkan kembali rasa cinta terhadap tanah nenek moyang yang harus kita perjuangkan “originalitas-nya” tidak peduli seberapa besar tuntutan perubahan dunia saat ini.
Budaya dapat menyadarkan kita bahwa kita ini berharga dan berguna. Selain tentunya sebagai identitas kita, budaya dapat melengkapi kemajuan ekonomi yang berkembang baik belakangan ini di Aceh, khususnya Banda Aceh. Budaya juga dapat menjadi suatu alat untuk memanjukan ekonomi, hal ini tentu sudah disadari penuh oleh golongan atas yang memangku tugas mensejahterakan rakyat. Budaya menjadi sangat berharga ketika kita berada di luar negeri, jangan malu untuk menunjukkan kebudayaan asli kita bahwa kita ini kaya.
Budaya harus dibuat menarik. Janganlah membuat budaya menjadi “tua” yang akibatnya generasi muda menjadi enggan untuk mendekat kepadanya. Pola pikir kreatif harus terus digali untuk menjadikan budaya semakin menarik, namun jangan sampai menghilangkan identitas asli dari budaya itu. Saya rasa Aceh saat ini harus menjaga semangat kemajuan mengenai kebudayaan yang semakin berkembang baik dengan banyaknya promosi wisata. Ke depan, semangat memajukan budaya harus banyak melibatkan kaum muda, karena ini berhubungan langsung dengan mereka yang “langganan” menjadi korban budaya asing, dan semua ini akan lebih menantang karena perkembangan global semakin dalam memasuki ruang gerak kita. Jadi, para laskar muda Aceh, mari tarik diri kita untuk melihat bagaimana Aceh saat ini serta persiapkan diri untuk melihat Aceh masa depan dan tetap mengedepankan budaya asli di manapun kita berada. Para laskar muda Aceh, hadirkanlah diri anda untuk mewujudkan masyarakat Aceh yang adil dan sejahtera. Bagaimana memulainya? Mudah, lestarikanlah budaya keramahan kita… mari tersenyum .

Wassalam.

Senin, 06 Februari 2012

Keikhlasan Membentuk Kualitas

Sebelumnya, tulisan ini saya peruntukkan untuk Lomba Essay "DataPrint", daripada sia-sia tersimpan manis di laptop,saya share di blog aja... HOPE GET A USEFULL, ANYONE... :)

Ada banyak hal yang saya ingin utarakan sebagai mahasiswa yang dituntut aktif untuk bersuara bagi fungsi kontrol sosial dan kontrol bagi kebijakan eksekutif, legislatif, maupun yudikatif. Namun kami juga dituntut untuk bertanggung jawab terhadap satu hal yang bernama “cita-cita”. Yang menjadi satu nilai khusus di mata para orang tua, yang akan menjadi kebahagiaan tak terduga di mata diri sendiri maupun di mata orang tua. Ada kalanya sebagai mahasiswa, kita harus bertindak aktif menghukum keadaan sosial yang tidak berpihak pada yang kecil, namun ada kalanya juga mahasiswa harus terpaku di dalam ruangan kuliah, mendengar satu demi satu kata-kata yang berisi mimpi indah masa depan.
Kualitas pendidikan sangat perlu dihargai sebagai sesuatu yang penting di saat kita menapaki langkah menuju kelulusan tertinggi yang semua orang ingin capai. Kualitas pendidikan akan sangat berpengaruh pada perjalanan seseorang dalam berpendidikan, diantara faktor-faktor yang begitu layak untuk dibahas disini, ada satu faktor yang saya rasa lebih mengena di dalam pembentukan kualitas pendidikan, yaitu Keikhlasan. Mungkin terlihat saya sedang di luar jalur, tapi bisa saya ilustrasikan bahwa tanpa adanya keikhlasan dari petinggi di suatu organisasi pendidikan untuk memajukan dan memperbaiki kualitas pendidikan di organisasi tersebut, maka tidak akan tercipta suatu kualitas yang baik dari pendidikannya. Bila kita melihat keadaan sebaliknya, dari segi siswa atau mahasiswa juga harus menerima dengan ikhlas setiap kebijakan dan peraturan bagi tercapainya suatu kualitas. Perlu diketahui bahwa tidak ada peraturan yang membawa kepada keburukan. Peraturan dibuat karena ada hal yang menyimpang dan perlu kembali diluruskan, dan peraturanlah yang akan menghadirkan kualitas.
Faktor kualitas pendidikan menurut saya sangat banyak, disamping prasarana fisik yang harus mendukung, juga diperlukan tenaga-tenaga pengajar yang bekerja dengan “hati”. Pengajar harus tahu untuk apa ia mengajar dan apa tujuan ia mengajar. Banyak saya temukan bahwa para pengajar, baik itu dosen ataupun guru, menjadikan mahasiswa atau siswanya hanya sebagai sarana untuk mendapatkan materi, dan akhir bulan adalah hal yang menyenangkan bagi sebagian orang ini. Faktor lain, bisa dilihat dari kualitas dan kuantitas penerima materi, dalam hal ini mahasiswa atau pelajar. Banyaknya siswa di satu ruangan akan berpengaruh terhadap kualitas belajar mengajar di dalam kelas. Lalu kualitas moral siswa yang buruk juga akan mempengaruhi prilaku rata-rata siswa di dalam kelas, dan akan memberikan citra buruk bagi kualitas pendidikan. Pencitraan menjadi satu hal penting di negeri ini.
Bagi saya, definisi hanya berisi kata-kata umum yang belum tentu menyentuh substansi. Bila menurunkan definisi dari kualitas pendidikan, saya akan sedikit menarik dari pengalaman. Kualitas pendidikan yang baik adalah bentuk harmonisasi dari perjalanan karier pendidikan yang membentuk suatu prestasi sesuai kategori yang hanya dapat dinilai oleh masing-masing pribadi. Sangat menarik ketika kualitas pendidikan yang baik dimeratakan dan dibuat suatu kewajiban bagi pendidikan Indonesia yang terus kalah saing oleh hiburan-hiburan yang sifatnya semu.

M. Fauzan Nur

Rabu, 04 Januari 2012

Pasti dan Akan!

Banyak sekali pelajaran yang bisa dipetik, ya sebenarnya itulah guna kita melakukan proses pelepasan jenazah, mulai dari dikafani hingga dikuburkan... Kita semua pasti akan mati, tidak akan TIDAK. Kita patut berkaca pada kondisi dimana kita sekarang, bahwa semuanya tidak akan berarti kecuali amal dan iman yang kita bawa menghadapNya.

Air mata memang lumrah atas kepergian untuk selamanya, perpisahan begitu menyakitkan terhadap seseorang yang terbiasa berada di hadapan, sesaat saja hilang dan yang paling benar menyakitkan bahwa kita baru menaydari ia pergi dan tidak akan ada lagi. Bisakah aku berkata "jangan menangis"? susah untuk sedemikian berani. Tapi kita memang jangan menangisi untuk terlalu dalam, kita harus sadar bahwa itu semua sudah ada Yang mengatur, kita hanya menunggu hikmah...

Lebih baiknya lagi, air mata itu menjadi tidak sia-sia apabila ada perubahan setelah musibah yang kita lalui. Artinya hikmah telah muncul, dimana ada perbedaan ke arah yang baik dari sebelumnya... Musibah memang tidak diduga-duga, semua akan merasakan kematian.

Aku, kamu, dan siapa saja semoga siap akan keadaan itu... mari kita persiapkan bekal dari sekarang.
Semoga air mata saya juga ada gunanya apabila saya mendapat hal sedemikian... aku tidak menjamin akan adanya kebaikan yang ku buat sendiri nantinya, apabila aku ada di posisi itu.
Bismillah...

Turut berduka atas meninggalnya H.M. Syukur.... (cicik, ojan tidak pernah melihat kakek, tapi ojan selalu senang kalau ada di dekat cicik, selamat jalan cik...)